haibunda.com

Garis Besar Dan Latar Belakang Kitab Kejadian

Garis Besar Dan Latar Belakang Kitab Kejadian



GARIS BESAR KITAB KEJADIAN

Kitab Kejadian merupakan kitab pertama Perjanjian Lama dalam surat Alkitab yang memberitahukan awal penciptaan dan leluhur bangsa Israel yang sebagian besar ditulis oleh nabi Musa. Berikut ini garis besar isi kitab Kejadian :

- Prasejarah dan Penciptaan ( Kejadian 1:1-2, Kejadian 2, dan Kejadian 3) 


- Cerita tentang manusia (Kejadian 2 hingga Kejadian 11) 


Penciptaan dan kejatuhan (Kejadian 2 hingga Kejadian 3.24), pertambahan manusia (Kejadian 4 hingga Kejadian 6:8), penghukuman melalui air bah ( Kejadian 6:9 hingga Kejadian 9.29), lahirnya bangsa-bangsa (Kejadian 10:1 hingga Kejadian 11:26). 


- Cerita tentang Abraham (Kejadian 11:27 hingga Kejadian 23:20). 

Masuknya ke tanah perjanjian (Kejadian 11:27 hingga Kejadian 14:24). 

Perjanjian dan janji-janji Allah (Kejadian 15:1 hingga Kejadian 18:15), Sodom dan Gomora (Kejadian 18:16 hingga Kejadian 19:38), Sara, Ishak, dan Ismael (Kejadian 20:1 hingga Kejadian 23:20). 


- Cerita Tentang Ishak (Kejadian 24 hingga Kejadian 26:35) 


Perkawinannya dengan Ribka (Kejadian 24:1-67), kematian ayahnya dan kelahiran anak-anaknya ( Kejadian 25:1-34), pembaruan perjanjian di Gerar ( Kejadian 26:1-35). 


- Cerita tentang Yakub (Kejadian 27 hingga Kejadian 36:43) 

Memperoleh berkat dengan jalan menipu (Kejadian 27 hingga Kejadian 46).

Pelariannya ke tanah Haran, dan pembaruan perjanjian di Betel (Kejadian 28:1-22), hidupnya dan perkawinannya di Haran (29 hingga Kejadian 31:16). Kembalinya Yakub ke tanah perjanjian, dan pembaruan perjanjian di Betel ( Kejadian 31:17 hingga Kejadian 35:29), garis keturunan Esau (Kejadian 36:1-43). 


- Cerita Tentang Yehuda dan Cerita Tentang Yusuf (Kejadian 37 hingga Kejadian 50:26) 

Yusuf dijual ke Mesir ( Kejadian 37:1-36), Yehuda dan menantunya perempuan (Kejadian 38:1-30). 

Yusuf di Mesir (Kejadian 39:1 hingga Kejadian 45:28), ayah dan saudara-saudara Yusuf di Mesir (Kejadian 46:1 hingga Kejadian 47:31).

Berkat Yakub memberikan hak pertama kepada Efraim dan kepada Yehuda (Kejadian 48:1 hingga Kejadian 49:28), kematian Yakub dan Yusuf (Kejadian 49:29 hingga Kejadian 50:26). 

Pada penutup Kitab Kejadian bangsa Israel sudah di Mesir. 

Merekalah keluarga yang terpilih dari umat manusia karena Allah menunjukkan kepada mereka perbuatan - perbuatan perkasa untuk mencapai penebusan yang diceritakan dalam kitab Keluaran dari tanah perbudakan. Suku Yehuda menjadi suku yang terutama dan spesial karena keistimewaannya dibanding dengan suku Israel yang lainnya(Kejadian 49:9-12). 

Janji Allah yang kekal bahwa tongkat kerajaan bangsa Israel tidak akn beranjak dari keturunan suku Yehuda.

Suatu analisis secara teknis dapat juga didasarkan pada kesepuluh pemakaian kata (atau kata-kata searti) "Inilah keturunan dari:...”, Ibrani toledot, berarti 'memperanakkan' atau 'catatan silsilah”. 

Ungkapan ini dipakai dengan penunjukan kepada langit dan bumi (Kejadian 2:4), Kejadian Adam (Kejadian 5:1), Nuh (Kejadian 6:9), anak-anak Nuh (Kejadian 10:1), Sem (Kejadian 11:10), Tera (Kejadian 11:27), Ismael (Kejadian 25:12), Ishak (Kejadian 25:19), Esau (Kejadian 36:1), Yakub (Kejadian 37:2). 


PENULIS KITAB KEJADIAN


Mengenai penulis kitab Kejadian kita tidak menemui sesuatu di dalam Alkitab yang menunjuk kepada siapa penulis surat Kejadian. 

Ada dua tafsiran yang menjadi pemikiran para ahli yang secara luas yang bisa diterima meskipun masing-masing ada variasi hasil karya yaitu hasil karya Musa dan hasil karya non Musa.


  • KARYA MUSA 


Pendidikan yang diterima Musa di istana Firaun menyanggupkan dia membaca dan menulis (Keluaran 24:4, Ulangan 31:9, dan ayat berikutnya). 

Adalah terang dan jelas jika seorang Musa suka memelihara catatan-catatan yang telah turun kepadanya. 

Ini berarti bahwa Musa bukan penulis melainkan penerbit atau pengumpul bahan bagi Kitab Kejadian. 

Catatan-catatan keluarga telah diteruskan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, dan dikumpulkan oleh Musa dan keturunannya yang diedit dan diterjemahkan. 

Cerita penciptaan dalam Kejadian 1  diterima sebagai wahyu langsung dari Allah, karena adalah jelas bahwa Musa mempunyai pengalaman berhubungan langsung dengan Allah (lihat Keluaran 33:11, Ulangan 34:10).

Sesuai dengan itu, tidak salah kita mencari dokumen dokumen atau cerita-cerita lisan turun-temurun dalam Kejadian dengan menggunakan bahasa masa kini.

Bisa dikatakan bahwa Musa adalah pengelola bahan yang terakhir, yang secara setia menulis apa yang telah ia terima dari generasi masa lalu. 

Apabila kita mengecualikan sedikit "catatan tambahan” mengenai waktu-waktu kemudian sampai zaman kerajaan, yang ditambahkan oleh penulis-penulis naskah bagi pembaca zaman mereka untuk menjelaskan bagiannya (yaitu Kejadian 12:6, Kejadian 13:7 dan Kejadian 14:17 dan serta Kejadian 36:9-43).

Maka tidak ada sesuatu dalam Kejadian yang perlu diberi kalender sesudah Musa. Penafsiran yang sebenarnya dari Keluaran 6:3 tidak mengesampingkan beberapa pemakaian nama TUHAN dalam Kejadian.

Bagaimanapun juga dapatlah dimengerti bahwa Musa sering memakai nama perjanjian zamannya sendiri untuk nama 'El Shaddai' (Allah Maha Kuasa) dari zaman para leluhur.

Tujuannya adalah untuk  memperingatkan para pembacanya bahwa Allah ini adalah sama dengan Allah saat berada di gunung Sinai.


  • KARYA NON MUSA


Tidak ada suatu teori yang umum diterima. Sejak zaman Jean Astruc, abad 18, para sarjana telah mencari berbagai-bagai "dokumen dalam Pentateukh termasuk mengenai surat Kejadian. 

Acuan untuk Kitab Kejadian adalah inisial huruf Y (yang memakai nama Yahweh atau Yehovah bagi Allah), dan memakai inisial huruf E (yang memakai Elohim bagi Allah), dan inisial huruf P (yang mempunyai perhatian utama akan hal-hal agamawi). 

Bentuk teori ini zaman dahulu bersifat ekstrim, radikal dan bagian terbesar menyangkal adanya sejarah yang benar yang terdapat dalam kitab Kejadian.

 Lebih-lebih pada akhir-akhir ini ada pendapat mengatakan bahwa dengan proses pengumpulan bahan-bahan dahulu kala, maka dokumen-dokumen itu berkembang sehingga dapat mencapai bentuknya yang sekarang ini.

Pemakaian huruf Y kira-kira abad 10 atau 9 Sebelum Masehi, tidak lama kemudian setelah abad 8 Sebelum Masehi menggunakan abjad huruf E, dan huruf P di zaman sesudah pembuangan ke Babel. 

Pemegang teori ini sangat banyak yang menerima bahwa dalam Kejadian adalah sejarah yang benar-benar terjadi. 

Terlebih lagi belakangan ini, teori 'dokumenter' telah ditinggalkan oleh para penyangkal akan adanya dokumen dokumen yang benar. Para sarjana dari berbagai universitas di luar negeri berbicara mengenai 'siklus tradisi'.

Istilah siklus tradisi ini bertumbuh di berbagai lapangan, terutama dengan suatu titik perhatian religius, misalnya dalam Keluaran 1 sampai kitab Keluaran 12 

Dalam kitab Keluaran pasal 1 hingga kitab Keluaran pasal 12 dikutip dan dirangkum sebagai "lingkaran tradisi' dengan peristiwa Perayaan Paskah sebagai titik sumbunya.

Beberapa waktu kemudian para redaktur mengumpulkan bahan-bahan itu dan menyusunnya dalam bentuknya yang sekarang ini. 

Sebagian besar bahan itu sebelum dikumpulkan adalah berbentuk lisan. 

Pandangan ini benar adanya bahwa sejarah dalam surat Kejadian nyata adanya, walaupun beberapa penulis menolak adanya sejarah yang tepat, tapi mengakui sifat sejarah umum. 


LATAR BELAKANG KITAB KEJADIAN 

Kitab Kejadian memberitahukan permulaan segala sesuatu, Pembimbing Agung kepada proses penyelamatan. 

Kejadian hingga Kejadian 11 dapat dipandang sebagai prolog proses itu, sebagai pemeran pertamanya dimulai dalam pasal 12 dengan masuknya tokoh Abraham. 

Bagian akhir drama ini adalah kitab Wahyu yang merupakan epilognya. Prolog dituangkan dalam istilah-istilah universal.

 Allah membuat segala sesuatu (pasal 1), khususnya pada saat Allah menciptakan manusia, yang menjadi pemberontak dan berdosa (pasal 2-3). 

Dosa menjadi universal (pasal 4), dan sebagai pemberontak terhadap Allah, ia selalu berada di bawah penghukuman kudus, sama seperti dalam cerita mengenai air bah (pasal 6-9).

 Sesudah Allah memperlihatkan ketidaksenangan-Nya dengan mengadakan penghukuman berupa air bah, manusia kembali memberontak (pasal 11). 

Namun selalu Allah menyatakan anugerah dan belas kasihan-Nya. Adam dan Hawa diusir keluar dari Taman Eden, tapi tidak dibinasakan (pasal 3).

Kain dihalau pergi tapi 'diberi tanda' oleh Allah (pasal 4), manusia diliputi air bah tapi tidak dihabiskan, karena ada sisa - sisa yang diselamatkan (pasal 6-9), manusia dipencar-pencarkan tapi diperbolehkan untuk hidup terus (pasal 11). 

Itulah prolog, latar belakang drama yang terus berkembang. Apakah tanggapan Allah terhadap dosa manusia yang universal itu? Ketika proses itu sendiri terbuka dalam Kejadian 12.

Pasal selanjutnya kita bertemu dengan Abraham, pemeran utama dalam jawaban Allah. TUHAN ALLAH memanggil suatu umat yang Ia pilih, dari siapa pada waktunya akan terbit Penyelamat Umat itu akan memberitakan berita keselamatan kepada segenap umat manusia di segala tempat.

Kitab Kejadian hanya menceritakan permulaan cerita itu sampai dengan zaman Yusuf, memberikan latar belakang karya agung Allah dalam penyelamatan dari Mesir, pola pembebasan yang lebih besar yang kelak akan dicapai.

Karena banyak data peristiwa Kejadian tidak punya kesamaan dengan peristiwa-peristiwa alamiah, maka tidaklah selalu mungkin untuk menemukan bukti-bukti mengenai peristiwa-peristiwa itu. 

Hal ini terutama sukar untuk Kejadian 1:11, meskipun mudah untuk Kejadian 12-50. 

Haruslah diingat selalu bahwa banyak hal di dalam Alkitab yang merupakan di luar jangkauan penyelidikan ilmiah, lebih-lebih bagian-bagian yang menyentuh iman dan hubungan perseorangan. 

Peristiwa Kitab Kejadian dengan bukti-buktinya mungkin dapat diperoleh dari luar, dapat diringkaskan seperti berikut ini :


a. Penciptaan 

b. Asal mula manusia 

Alkitab menyatakan bahwa Allah sendirilah yang menciptakan manusia. 

Tidak diperbolehkan untuk berpikir bahwa ada sesuatu yang lain sebagai asal manusia seperti teori Darwin dan teori Big Bang yang bertentangan dengan Alkitab. 

Bagaimanapun juga adalah mustahil menemukan dalam Kejadian secara tepat bagaimana Allah membuat hal ini. 

Secara ilmu pengetahuan, asal manusia adalah tetap gelap dan salah, baik secara arkeologi maupun secara antropologi tidak dapat memberi jawaban yang dapat meyakinkan mengenai waktu, tempat atau cara dari asal manusia. 

Adalah lebih aman bagi orang Kristen untuk berhati-hati tentang pokok ini, untuk mempertahankan bersama Kitab Kejadian, bahwa bagaimanapun hal - hal yang tertulis di dalam Alkitab memang benar - benar terjadi. 

Karena Allah ada dalam proses penciptaan alam semesta atau jagad raya yang amat luas yang ditulis dalam kitab Kejadian.

c. Air bah 

Tidak ada bukti yang meyakinkan mengenai waktu, besarnya atau hal-hal yang diakibatkannya. 

Tentu ada banjir-banjir besar di daerah asal para leluhur, dan orang Sumer zaman purba yang mempunyai riwayat tentang suatu banjir besar zaman itu.

Juga tidak ada alasan kuat untuk menerima pikiran Sir Leonard Woolley, yang mengatakan bahwa banjir di Ur meninggalkan sejumlah lumpur sangat tebal, yang ditemukan sewaktu ia melakukan penggalian-penggalian, sebagai bukti akibat air bah yang dinyatakan dalam Alkitab sebagai Air Bah. 

d. Leluhur Orang Israel

Sekarang ini kita dapat membaca cerita - cerita para leluhur dengan mengert latar belakang kitab Kejadian secara sosial, budaya dan politik pada masa - masa sebelum masehi.

Semua kitab termasuk kitab Kejadian adalah bersifat teologis, Jangan sampai kita kehilangan banyak waktu dan tenaga dalam memperhatikan segala rincian, tapi gagal mempedulikan isu-isu teologis yang penting. 

Sebagai contoh, misalnya cerita mengenai air bah berbicara mengenai dosa, penghukuman, penebusan, hidup baru.

 Mempermasalahkan rincian mengenai ukuran bahtera, berapa lamanya di dalam bahtera dan masalah bagaimana memberi makan atau membuang kotoran, itu sesuatu hal yang masih bisa dikesampingkan.

Memang pernyataan Allah sebagian besar adalah melalui peristiwa - peristiwa sejarah, dan sejarah mempunyai makna besar bagi pernyataan Alkitab.

Tapi akhirnya yang penting adalah umat Kristen dapat mengambil makna teologisnya.

Dalam cerita-cerita di kitab Kejadian dimana tidak ada bukti yang mendukungnya, namun masih terlihat makna teologisnya.


Salam dari Kristen Punya. 

0 Response to "Garis Besar Dan Latar Belakang Kitab Kejadian"

Post a Comment

Selamat datang di website Kristen Punya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Persegi

Iklan Tengah Artikel 2

script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-8166554209669713" crossorigin="anonymous">

Iklan Bawah Artikel