Sejarah Israel Dan Palestina Menurut Alkitab
SEJARAH ISRAEL DAN PALESTINA
Admin Kristen Punya yakin bahwa kita mengetahui dari berbagai sumber berita terkini bahwa peperangan antara bangsa Israel dengan bangsa Palestina masih berlangsung hingga saat ini. Tentunya kita sebagai orang Kristen tidak bisa berbuat banyak atas peperangan antara Israel dan Palestina ini selain mendoakan agar terjadi gencatan senjata, agar pihak Israel dan Palestina sama - sama menyerukan perdamaian.
Manusia tidak dapat lepas dengan konflik. Konflik biasanya dilatarbelakangi oleh adanya suatu kepentingan golongan tertentu. Konflik dapat terjadi karena adanya bentrok antara dua atau lebih suatukelompok pada suatu wilayah baik secara fisik ataupun nonfisik. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya perbedaan kepentingan antar kedua kelompok.Jika dilihat,Timur Tengah merupakan wilayah yang cenderung akan adanya konflik. Hampir daerah-daerah di Timur Tengah memiliki permasalahan yang menyebabkan konflik.
Negara - negara yang sering terjadi konflik contohnya seperti Irak, Iran, Mesir, Palestina danbeberapa negara Timur Tengah lainnya. Konflik yang bisa dikatakan terus terjadi salah satunya konflik Israel-Palestina. Konflik Israel-Palestina merupakan konflik yang cukup menyitaperhatianmasyarakat dunia. Penyerangan yang dilakukan oleh Israel kepada Palestina begitu banyak memakan korban jiwa. Bukan hanya dari masyarakat islam saja, masyarakat dunia lainnya pun ikut bersimpati dengan adanya konflik tersebut.
Aksi solidaritas serta bantuan kemanusiaan dalam berbagai bentuk diberikan, seperti tenaga medis, obat-obatan hingga makanan dikirim untuk membantu masyarakat Palestina di sana.
Sebagian masyarakat dunia menggap bahwa konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina ini merupakan konflik agama.
Namun konflik ini sebenarnya terjadi disebabkan adanya perebutan tanah di wilayah Palestina.
Konflik ini disebabkan karena bangsa Yahudi ingin mendirikan National Home nya di tanah Palestina.
Yahudi menganggap Palestina sebagai tanah yang dijanjikan TUHAN sebagaimana yang Alkitab katakan pada zaman nabi Abraham dan zaman nabi Musa tiba dekat tanah Kanaan( termasuk tanah yang dihuni bangsa Palestina selama ini) setelah selama empat puluh tahun menyelesaikan perjalanan mereka dari tanah Mesir menuju tanah Kanaan.
Dalam hal ini Yahudi menyakini bahwa Yerusalem harus kembali menjadi Ibukota bangsa Yahudi serta harus mengembalikan hak dari Bangsa Yahudi yang selama ini tertindas.
Berbicara mengenai Israel tentunya tidak lepas dari sosok kehidupan Abraham, Ishak dan Yakub.
Sementara dari pihak Palestina, tidak bisa lepas dari sosok kehidupan seseorang pemimpin bangsa Palestina yang bernama Abimelekh.
Namun sebelum membahas lebih jauh mengenai sejarah Israel dan Palestina, kita harus mengerti terlebih dulu bahwa kata Palestina tidak ada tertulis di dalam Alkitab.
Alkitab menggunakan kata Filistin dalam penyebutan bagi bangsa Palestina yang dimulai dari Kitab Kejadian 26:8.
ISRAEL ADALAH MILIK ALLAH
Pernyataan Paulus bahwa 'tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel' (Roma 9:6) sejajar dengan pernyataan para nabi.
Mereka mengatakan bahwa bangsa sejati Allah adalah mereka yang disebut Israel, mungkin jumlahnya hanyalah 'sisa' kecil, terdiri dari orang-orang yang setia di antara Israel. Dalam Perjanjian Baru gagasan 'sisa' tersebut timbul dalam pemberitaan Yohanes Pembaptis, yang menyatakan tegas bahwa hal keturunan dari Abraham adalah tidak berharga (Matius 3:9, Lukas 3:8).
Himbauan Yesus kepada murid-murid untuk membentuk sekeliling Dia suatu 'kawanan domba kecil' yang akan menerima kerajaan itu (Lukas 12:32). Baca juga Daniel 7:21,22, 27 :
Dan aku melihat tanduk itu berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka, sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan keadilan diberikan kepada orang - orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya datang orang - orang kudus itu memegang pemerintahan.
Maka pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan -kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang -orang kudus, umat Yang Mahatinggi, pemerintahan mereka adalah pemerintahan yang kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka.
Ini menandakan TUHAN sebagai pendiri dari Israel baru, dengan tegas TUHAN nyatakan kepada dua belas rasul sebagai hakim dari 'ke-12 suku Israel' pada zaman baru (Matius 19:28, Lukas 22:30). 'Kawanan kecil” akan diperbesar oleh penambahan 'domba lain' yang tidak pernah masuk pada kawanan Yahudi (Yohanes 10:16).
Sebutan 'Israel milik Allah', yang hanya satu kali dalam Perjanjian Baru (Galatia 6:16), mengartikan hanya orang - orang Yahudi yang percaya, ataukah orang-orang Yahudi dan non-Yahudi yang percaya tanpa perbedaan, masih dipersoalkan. Yang kedua adalah lebih mungkin, teristimewa bila acuan itu ditafsirkan sebagai keterangan tambahan pada 'semua orang yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini'.
Sangat jelas bahwa persekutuan orang - orang yang percaya kepada Yesus, terlepas dari asal mereka secara alami, dipandang sebagai Israel baru dalam seluruh Perjanjian Baru. Mereka adalah 'ke-12 suku dalam perantauan' (Yakobus 1:1),
Yakobus 1:1
Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.
Bandingkan juga dengan 1 Petrus 1:1
1 Petrus 1:1-2
Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia,yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.
Selanjutnya disebut dalam istilah yang dipinjam dari lukisan-lukisan Perjanjian Lama mengenai Israel, sebagai 'bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah” (1 Petrus 2:9).
BACA JUGA : RINGKASAN KITAB KEJADIAN 1 - 50
Tapi pangkal dari Israel baru ini adalah Yahudi (Roma 11: 18). Dan sementara sebagian besar 'bangsa Israel menurut daging” pada masa sekarang terhalang, karena kebutaan yang bersifat sebagian dan sementara, tidak mengenal harapan nenek moyang mereka yang digenapi dalam Yesus, tapi masanya akan datang selubung itu akan diambil dari mata mereka (2 Korintus 3:16).
Dan mereka akan dihidupkan kembali oleh iman sebagai anggota dari persekutuan yang dikasihi, keadaan mereka yang terasing sekarang akan berlangsung demikian hanya sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk, dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan (Roma 11:25 dan ayat berikutnya).
Sejarah tentang orang - orang Israel atau Yahudi sesudah
zaman Alkitab bisa diketahui dari berbagai sumber buku - buku rohani yang mungkin tersedia di toko - toko rohani seperti Immanuel, Jehovah Jireh, Haleluya, Gramedia dan lain sebagainya.
Sementara itu sejarah orang Ibrani atau orang Yahudi zaman Alkitab, hanya mengacu pada Alkitab khususnya surat Perjanjian Lama.
Sumber informasi mengenai sejarah Israel dan Palestina dari luar Alkitab sangat terbatas, dan kalaupun ada persediaan buku kemungkinan besar sangat terbatas.
Tidak mengherankan bila pemahaman umat Kristen tentang sejarah bangsa Israel dan Palestina atau Filistin hanya dari Alkitab saja.
Menurut tradisi alkitabiah, sejarah berawal dari perjalanan iman seorang Abraham yang dikenal sebagai Bapak Segala Bangsa atau Bapak Semua Orang Percaya, yang memerankan sebagai sebuah kisah keluarga yang berpusat pada tiga Bapa Bangsa dengan tiga generasi bapak anak dan cucu yaitu Abraham, Ishak, dan Yakub beserta dua belas anaknya berada di tanah Kanaan sebagai orang asing.
Pada tahap ini berakhir pada saat Yakub atau Israel dan keluarganya berpindah dan tinggal di Mesir selama kurang lebih 400 tahun.
Periode ketika bangsa Israel berada di Mesir ternyata mengubah satu keluarga, yang terdiri dari tujuh puluh menjadi suatu bangsa dengan dua belas suku dengan jumlah ratusan ribu orang.
Kejadian 46:27
Anak-anak Yusuf yang lahir baginya di Mesir ada dua orang. Jadi keluarga Yakub yang tiba di Mesir, seluruhnya berjumlah tujuh puluh jiwa.
Keluaran 1:1-9
Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing: Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda; Isakhar, Zebulon dan Benyamin; Dan serta Naftali, Gad dan Asyer. Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir. Kemudian matilah Yusuf, serta semua saudara-saudaranya dan semua orang yang seangkatan dengan dia. Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka.
Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf.
Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita.
Setelah periode empat ratus tahun berlalu, Israel meninggalkan Mesir.
Mereka dikejar oleh tentara Mesir yang dipimpin oleh Firaun,
tetapi pasukan Mesir tenggelam saat melakukan pengejaran bangsa Israel di Laut Teberau (Keluaran 14), sementara bangsa
Israel terus berjalan melintasi laut itu menuju ke Sinai. Setelah mengembara selama empat puluh tahun di gurun pasir, Israel bersiap-siap untuk menyeberangi sungai Yordan untuk bisa tiba atau sampai di Tanah Perjanjian tanah Kanaan dari sisi Timur Sungai Yordan.
Tahap selanjutnya adalah tahap pendudukan Tanah Kanaan, yaitu ketika suku-suku Israel menyerbu tanah Kanaan atau Palestina, menghabisi penduduk yang tinggal di Kanaan(Yosua 1 - 11) dengan membagikan negeri itu di antara dua belas suku Israel (Yosua 11-18).
Setelah Yosua pemimpin bangsa Israel wafat, tampillah para hakim yang memerintah Israel sampai akhimya disadari bahwa tanpa adanya organisasi politik yang memadai maka bangsa Israel tidak mampu mempertahankan diri dari ketegangan internal dan dari segala ancaman dari pihak luar. Oleh karena didesak oleh keadaan seperti itu, bangsa Israel lalu mengusahakan sebuah tata pemerintahan dan kepemimpinan yang baru yang lebih menjanjikan, yaitu bentuk
kerajaan (1 Samuel 8).
Kerajaan Israel mencapai kebesarannya di bawah kepemimpinan Raja Daud. Selanjutnya selang empat puluh tahun kemudian tahta kebesaran diserahkan kepada anaknya Salomo.
Kerajaan Israel terpecah menjadi dua kerajaan yaitu kerajaan Israel (kerajaan Utara) dan kerajaan Yehuda (kerajaan Selatan) (1 Raja-raja 12).
Dua kerajaan ini pun ternyata tidak bisa berjaya terus layaknya seperti zaman raja Daud dan raja Salomo.
Pada tahun 722 Sebelum Masehi Kerajaan Utara hancur dibinasakan oleh Asyur (2 Raja-raja 17).
Kerajaan Yehuda yang lebih kecil masih bisa bertahan selama kurang lebih 140 tahun. Tetapi akhirnya pada tahun 587 Sebelum Masehi, kerajaan Selatan ini juga musnah di tangan Nebukadnezar pada zaman kerajaan Babilonia (2 Raja-raja 24:18-20).
Penduduk Yehuda dibawa ke pembuangan Babilonia berlangsung selama kurang lebih 40 tahun. Ini adalah pembuangan Babilonia yang terkenal itu.
Raja Persia, Koresy yang naik menjadi penguasa di seantero Mesopotamia, sesuai dengan kebijakan politiknya, mengizinkan semua orang Israel yang telah dibuang pada saat itu untuk pulang kembali ke tanah leluhur mereka tanah Kanaan.
Israel Zaman Alkitab Menuju Israel Modern
Relasl Antara Israel Alkitabiah dan Negara Israel Modern - Perspektif Gereja Katollk (Indra Tanureja)
membangun Yerusalem pada tahun 538 sM.
Bangsa Israel membangun ulang Bait Suci Yerusalem yang ditahbiskan pada tahun 517
Sebelum Masehi. Sementara itu, kehidupan bangsa Israel
terus berjalan dengan diatur oleh dua tokoh, Ezra dan Nehemia, yang merupakan tokoh politik dan agama.
Meskipun demikian, Israel hanya terbatas dalam hal mendapatkan kemerdekaannya. Ia tetap merupakan bagian dari kerajaan Persia.
Sampai di sini praktis berakhirlah kisah bangsa Israel menurut Alkitab Peijanjian Lama.
Inilah akhir dari Israel Alkitabiah Alkitab Perjanjian Baru praktis hanya berbicara tentang kemunculan dan gerakan awal keKristenan. Bangsa Israel hanya berada di latar belakang saja.
Sejarah bangsa Israel berakhir pada suatu periode tertentu sebagaimana dikisahkan oleh Perjanjian Lama.
Akan perlu disadari satu hal yang penting, yaitu bahwa Perjanjian Lama ternyata tidak hanya mengisahkan sejarah
bangsa Israel pada zamannya, tetapi juga memberitahukan banyak hal yang bisa ditafsirkan
sebagai rujukan gambaran di masa depan.
Dengan kata lain, dalam tulisan - tulisan Perjanjian Lama terkandung banyak nubuat yang menggambarkan masa depan bangsa Israel yang sudah digenapi di zaman modern seperti sekarang ini.
Dengan demikian, sejarah Israel setelah zaman Alkitab sebenarnya diwarnai oleh dua hal : yang pertama adalah situasi historis objektif dalam hubungannya dengan bangsa - bangsa sekitar dan yang kedua
adalah pengharapan akan masa depan yang lebih baik seperti nubuat - nubuat para nabi.
Justru karena merupakan nubuat kenabian yang terdapat
dalam sebuah kitab suci, maka nubuat - nubuat tersebut mempunyai wibawa dan tetap hidup mengiringi perjalanan bangsa Israel sampai sekarang ini.
Secara historis, fakta yang tak terbantahkan adalah bahwa Israel selalu berada di
bawah kekuasaan para penguasa yang
berganti - ganti, sejak zaman kuno sampai dengan zaman modern.
Setelah Persia, datanglah Aleksander Agung dari Makedonia, dan kemudian Roma menguasai Tanah Palestina yang menjadi panggung sejarah
periode Kitab Suci Perjanjian Baru.
Setelah itu, berturut-turut berkuasalah Bizantium (313-636), orang-orang Arab Islam (636-1099), para tentara Perang Salib (1099-1291), kaum Mameluk (1291-1516), Turki Ottoman (1517-1917), dan akhirnya Inggris (1917-1948).
Ada banyak pandangan dunia dari berbagai negara menyatakan Deklarasi Balfour dianggap sebagai pemicu awal mula konflik Israel Palestina terjadi. Turki Utsmani menguasai Palestina sudah cukup lama, namun harus memberikan wilayah kekuasaannya kepada Inggris pada tahun 1917 karena kekalahan Turki Utsmani ketika perang terjadi.
Hal yang menguntungkan bagi kaum Yahudi yang menginginkan wilayah Palestina sebagai National Homeyang bernama Israel. Terbukti dengan adanya Deklarasi Balfour di Inggris yang resmi dideklarasikan pada 02 November 1917.
Bagi bangsa Yahudi dengan adanya Deklarasi Balfour ini pihak bangsa Israel diuntungkan, pasalnya Deklarasi ini menjanjikan kaum Yahudi untuk dapat mendirikan tanah air di Palestina.
Turki Utsmani menguasai Palestina cukup lama, namun wilayah kekuasaan Palestina harus direbut oleh Inggris pada tahun 1917 dikarenakan kekalahan Turki Utsmani ketika perang. Hal ini justru menguntungkan bagi kaum Yahudi yang menginginkan wilayah Palestina sebagai National Homeyang bernama Israel. Terbukti dengan adanya Deklarasi Balfour di Inggris yang resmi dideklarasikan pada 2 November 1917.
Deklarasi Balfour merupakan janji yang diberikan untuk Yahudi agar dapat mendirikan tanah air bagi kaum Yahudi di Palestina.
Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina bukanlah sebuah konflik agama, melainkan konflik perebutan wilayah antara kedua negara.
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Deklarasi Balfour terjadi sehingga Inggris menjanjikan sebuah tanah bagi kaum Yahudi.
Awal dari konflik Palestina Israel terjadiserta upaya-upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan konflik.
Penulisan artikel ini menggunakan pendekatan dan analisis histori melalui studi kepustakaan dalam pengumpulan data.
Data dan informasi yang digunakan dalam penulisan artikel ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari sumber - sumber tertulis, seperti beberapa penelitian, buku - buku, bahan bacaan, dan jurnal ilmiah lainnya yang terkait dengan pembahasan mengenai Deklarasi Balfour sebagai awal mula Konflik Israel Palestina. Data yang telah terkumpul tersebut kemudikan diklasifikasikan, diinterpretasikan dan disusun untuk kemudian dianalisis. Dengan menggunakan pendekatan dan analisis historis dan kajian kepustakaan diharapkan mampu menjelaskan mengenai awal mulai konflik Israel - Palestina dapat terjadi.
Wilayah Palestina yang ada di kawasan Timur Tengah dikenal dengan kawasan yang kaya akan minyak bumi.
Kawasan ini merupakan daerah asal tiga agama Samawi (Yahudi, Kristen, dan Islam) dan dapat dikatakan Timur Tengah merupakan daerah suci bagi ketiga agama tersebut.
Wilayah Palestina merupakan bagian wilayah dari Dinasti Usmaniyah atau Ottoman, Turki. Wilayah ini disebut dengan Filistin atau Al-Ard Al-Muqaddasa yang berarti tanah yang suci, dimana masyarakat hidup rukun dan damai tanpa adanya konflik
Wilayah Palestina adalah bagian dari wilayahkawasan Timur Tengah, yang luasnya mencapai sekitar 27.000 km2.
Di sebelah barat, wilayah Palestina berbatasan dengan pantai Lautan Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Sungai Yordan, sebelah selatan dengan daerah Sinai Mesir dan sebelah utara dengan Libanon. Dengan demikian letak wilayah Palestina dari sudut pandang geografis sangat strategis, dan menjadi penghubung tiga benua, yaitu Asia, Afrika dan Eropa.
Oleh sebab itu wilayah Palestina banyak menjadi perhatian dan minat bangsa bangsa lain.
Orang Palestina saat ini adalah keturunan orang Palestina dan Kanaan.
Orang-orang ini telah mendiami daerah tersebut selama kurang lebih 40 abad.
Dan telah bercampur dengan orang-orang keturunan Yunani, Romawi, Arab, Mongolia, dan Turki.
Sebagian besar dari mereka menganut agama Islam dan Kristen.
Banyak para imigran Yahudi yang berdatangan ke wilayah Palestina untuk menetap dan membuat tempat tinggal di daerah tersebut, hal ini dikarenakan sebagai wujud amanat dari pemimpin zionisme yaitu Theodore Herzl.
Para imigran Yahudi yang datang ke Palestina berasal dari negara Jerman, Rusia, Bulgaria, Yugoslavoa, Aden, serta negara di Afrika.
Kedua bangsa tersebut telah diberi janji oleh pmerintahan Inggris untuk dapat membentuk pemerintahan yang berdiri sendiri.
Hal tersebut menimbulkan perselisihan atas klaim mengenai siapa yang memiliki hak untuk berada di wilayah Palestina tersebut.
Bahkan hal tersebut terus berlanjut sampai tiga puluh tahun pemerintahan Inggris di wilayah Palestina dimana sering terjadi bentrokan antar dua kelompok tersebut.
Hingga akhirnya pada masa Perang Dunia II dimana di Eropa terjadi pembantaian kepada orang-orang Yahudi, semakin membuat bangsa Yahudi bergairah untuk dapat kembali ke wilayah Palestina. Keberadaan Inggris di Palestina justru tidak berfungsi dengan baik dan tidak sesuai dengan apa yang harapkan dalam menugaskan Inggris sebagai mandat atas wilayah Palestina.
Ketidak mampuan Inggris dalam mengurus Palestina justru dijadikan kesempatan Yahudi untuk memproklamasikan berdirinya negara Israel pada tahun 1948.
Hal ini justru didukung oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam mendirikan negara Israel. Namun dari sisi Palestina, ia tetap memperjuangkan kemerdekaannya, dan didapatkan pada 1988, meskipun belum diakui secara Internasional hingga saat ini Palestina tetap memperjuangkan haknya di Forum Intenasional.
Deklarasi Balfour secara resmi dideklarasikan pada tanggal 2 November 1917. Deklarasi tersebut dikenal dengan Deklarasi Balfour, yang diambil dari nama seseorang yang menulisnya, yaitu Sekretaris Jenderal Luar Negeri, Lord Balfour, Kepala Lord (Lionel) Rothcild, yang merupakan kepala kehormatan Federasi Zionis di Inggris dan Irlandia.
Dalam bahasa Indonesia, surat deklarasi tersebut berbunyi kurang lebih mengatakan bahwa Arthur James Blafour sangat senang atas nama pemerintahan Inggris terhadap aspirasi dari zionis yang telah disetujui oleh kabinet pemerintahan Inggris.
Bahwa pemerintahan Inggris secara positif menyetujui dengan adanya pendirian tanah air bagi orang Yahudi di wilayah Palestina dan akan berusaha untuk memudahkan tercapainya usaha tersebut.
Namun karena telah jelas bahwa tidak ada suatu apapun yang dapat merugikan hak - hak penduduk dan mengenai agama dari komunitas non Yahudi yang ada di berbagai negara.
Deklarasi Balfour dilatar belakangi dengan permintaan seorang Yahudi Inggris bernama Chaim Weizmann, ia merupakan seorang Yahudi Inggris yang berjasa dalam membuat formula senjata untuk membantu memenangkan peperangan.
Atas jasanya Weizmann mendapat hadiah dari David Lloyd George, dimana Weizmann menginginkan sebuah wilayah bagi Yahudi, perdana Menteri Inggris David Lloyd George merasa mampu untuk memenuhi permintaan Weizhmann dan memberikan wilayah Uganda di Afrika untuk umat Yahudi.
Namun Weizmann menolak dan menginginkan sebuah wilayah Palestina sebagai “rumah” bagi umat Yahudi.
Hal ini dikarenakan sebelumnya ada Perjanjian Sykes-Picot yang membuat Palestina menjadi milik Inggris atas kekalahan Turki Utsmani sehingga membuat Cham Weizmann meminta hal tersebut yang akhirnya diterima oleh David Lloyd.
Terbentuknya Deklarasi Balfour ini membuat kaum Yahudi, terkhusus Zionis merasa senang memiliki wilayah Palestina untuk dapat diduduki. Sementara bangsa Arab yang mendiami wilayah Palestina merasa tidak senang dengan adanya deklarasi tersebut.
Wilayah Palestina merupakan bagian wilayah dari Dinasti Usmaniyah atau Otoman Turki. Wilayah ini disebut dengan Filastin atau Al-Ard Al-Muqaddasa atau yang berarti tanah yang suci.
Wilayah Palestina adalah bagian dari wilayah kawasan Timur Tengah, luasnya mencapai 27.000 km2.
Di sebelah timur berbatasan dengan sungai Yordan, disebelah barat berbatasan dengan pantai Lautan Tengah, di sebelah Utara berbatasan dengan Libanon dan di sebelah selatan berbatasan daerah Sinai Mesir.
Dengan demikian wilayah Palestina dari sudut geografi merupakan wilayah yang strategis, karena menjadi penghubung antara ketiga benua, Asia, Eropa dan Afrika yang menyebabkan wilayah Palestina menjadi perhatian dan minat bagi bangsa lainnya.
Palestina pada Perang Dunia I merupakan wilayah yang dimilki oleh kekuasaanTurki Utsmani. Nasionalisme Arab mulai tumbuh di daerah Timur Tengah, sehingga muncul kelompok - kelompok yang ingin melepaskan diri dari Turki Utsmani.
Hal ini juga menguntungkan bagi Inggris, pasalnya Inggris membuat kesepakatan dengan Arab.
Inggris akan membantu Arab Saudi untuk bisa lepas dari kekuasaan Turki Utsmani dengan upah sebuah wilayah yang akan dibagi bagi.
Inggris membuat kesepakatan dengan Arab serta Perancis, serta membagi wilayah kemenangan Perang Dunia I nantinya.
Membagi wilayah yang akan menjadi milik Inggris, Perancis, dan Rusia. Perancis menguasai Syria bagian barat, Damaskus, Mosul dan Aleppo.
Sementara Inggris menguasai Irak, perbatasan Mesir hingga Arab bagian Timur dan wilayah Jaffa serta Jerusalem akan menjadi wilayah bersama dengan kendali dari Inggris, Perancis dan Rusia.
Perjanjian ini dikenal dengan nama perjanjian Sykes-Picot pada tahun 1916.
Kekuasaan Turki Utsmani di Palestina diambil oleh Inggris, dikarenakan Turki kalah dalam perang melawan Inggris pada Perang Dunia I.
Sehingga LBB memberikan hak kepada Inggris untuk dapat mengelola wilayah Palestina sampai Palestina dapat berdiri sendiri.
Namun hal ini justru menimbulkan masalah yang cukup rumit antara warga Palestina dengan kaum Yahudi.
Pasalnya kaum Yahudi dan Arab telah diberikan janji oleh Inggris untuk dapat menjalankan pemerintahan sendiri.
Namun justru keduanya menimbulkan konflik dimana mereka saling mengakui wilayah Palestina tersebut.
BERSAMBUNG...
0 Response to "Sejarah Israel Dan Palestina Menurut Alkitab "
Post a Comment