RENUNGAN KRISTEN PUNYA

Bagaimana Cara Berdoa Kristen Yang Baik Dan Benar



Berdoa Merupakan Perintah TUHAN 

Bagaimana Cara Berdoa Kristen Yang Baik Dan Benar


Bagaimana Cara Berdoa Kristen Yang Baik Dan Benar dan tujuan doa serta peranan doa di dalam kehidupan menjadi topik yang sangat menarik untuk kita pelajari dan renungkan. 

Namun terlebih dahulu harus dimengerti apa itu doa dan apa artinya berdoa serta apa itu doa menurut Yesus.

Pengertian doa yang paling mendasar adalah suatu komunikasi atau pembicaraan manusia dengan TUHAN. Doa bukan melulu meminta atau memohon, tapi lebih dari itu, doa merupakan media atau alat untuk menyampaikan dan menyerahkan hidup manusia kepada TUHAN.

Peranan doa dalam kesulitan hidup sangat berarti banyak di dalam hidup yang penuh dengan masalah, tekanan hidup dan tantangan ini. Masing - masing orang mungkin akan berbeda pemahaman atau pengertian akan doa bila mendengar kata atau frasa doa dalam kesulitan. 

Ada kesan bahwa seseorang akan berdoa hanya pada situasi sedang mengalami kesulitan hidup saja. Kalau keadaan seluruh area kehidupan seseorang baik - baik saja maka tidak perlu berdoa. Apa benar demikian? Mungkin kita semua dengan begitu cerdasnya akan menjawab tidak, namun pada prakteknya kita tidak berdoa juga di segala situasi. 

Doa merupakan alat komunikasi orang percaya kepada TUHAN sebagai benruk adanya hubungan manusia dengan TUHAN yang menciptakan manusia dan semesta alam. 

Karena melalui doalah, TUHAN Allah menyatakan kuasaNya. Dan melalui doalah TUHAN menjawab segala permasalahan kita. FirmanNya yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak mungkin bagi kita bisa terjadi bila kita berdoa seperti Firman TUHAN dalam ayat berikut ini : “Dan umatKu yang diatasnya namaKu disebut merendahkan diri, berdoa dan mencari wajahKu, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Tawarikh 7:14). 

TUHAN Yesus juga menekankan hal yang sama perihal doa seperti yang dikatakan di dalam FirmanNya : “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” (Matius 7:7-8). 

Tentu ayat tersebut sudah tidak asing lagi bagi kita semua kalangan umat Kristen dan menjadikan ayat tersebut ayat emas terlebih saat kita sedang mengalami kesulitan hidup.

Melalui doa kita akan melihat mujizatNya, dan melalui doa Allah menyatakan kuasaNya. KuasaNya yang dinyatakan, akan menyembuhkan segala macam penyakit. KuasaNya akan melepaskan segala macam ikatan dosa. KuasaNya akan memberikan jalan keluar dari segala masalah kehidupan yang membuat hidup seseorang mengalami kesulitan hidup. Doa merupakan salah satu kiat untuk menghadapi kesulitan hidup.

Karena dibalik apa yang diperintahkan Allah itu tersimpan sebuah rahasia, yaitu kerinduan Allah dari masa ke masa untuk bersekutu dengan manusia. Kerinduan itu nampak semakin jelas sejak taman Eden diciptakan dan ditempatkannya dua manusia yang segambar dengan Allah. Manusia yang memiliki roh seperti yang ada pada Allah. Manusia yang memiliki kemampuan berkarya seperti yang ada pada Allah. Namun semua itu tentulah dalam ukuran manusiawi. 

Sejak TUHAN menciptakan manusia dan menempatkannya di taman Eden, sejak itu pula tersingkaplah “rahasia” yaitu kerinduan Allah untuk bertemu dengan ciptaanNya, dan itulah alasan, mengapa Taman Eden diciptakan. Alkitab mengungkapkan bahwa dikala angin sepoi-sepoi bertiup, Allah datang dan bertemu dengan Adam. Adam sadar akan kehadiran Allah, demikian juga Hawa isterinya. Dan mereka memiliki persekutuan yang sangat dekat dengan Allah. Kehadiran Allah membuat suasana sorga turun di taman itu. 

Kerinduan Allah untuk bersekutu dengan manusia dari masa ke masa tidak pernah berubah. Segala  sesuatu bisa saja berubah, namun kerinduan Allah tidak pernah berubah selama - lamanya karena TUHAN rindu bertemu dengan manusia. Dia rindu bertemu dengan admin, dengan saudara yang sedang membaca postingan renungan dan siapa saja yang percaya kepada TUHAN Yesus. Tanpa melihat warna kulit, kekayaan atau kepintaran kita. Dia rindu bertemu dengan manusia yang segambar dengan Dia. 

Namun manusia tanpa sadar sering menjauhkan diri dari Allah Sang Pencipta. Tetapi syukur kepada TUHAN, Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup dan penuh kasih. Allah tidak berdiam diri dan membiarkan manusia yang menjauhkan diri itu binasa. Dengan berbagai cara, Allah berusaha mendapatkan kembali hubungan dengan manusia. 

Mungkin di dalam hati kita bertanya: “Siapakah kita sehingga Allah merindukan kita sedemikian rupa? Siapakah manusia sehingga Allah memperhatikannya?” Semua orang yang melihat dan mengalami kasih dan kebaikan TUHAN ini, selalu mengungkapkan ungkapan yang sama seperti dialami oleh Raja Daud. “Ya TUHAN, apakah manusia itu, Sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, Sehingga Engkau memperhitungkannya?” (Mazmur 144:3).

Jikalau ada yang menganggap dirinya hebat, itu pasti anggapan yang keliru. Karena yang hebat itu hanya Allah. Yang luar biasa itu adalah Allah sendiri, yang patut disanjung dan dimuliakan. Semua kemuliaan, hormat, puji dan syukur hanya bagi Dia, Yesus Kristus TUHAN kita. 

Kerinduan Allah untuk bersekutu, memungkinkan Allah menebus manusia dari dosa, dari pemberontakan dan kelaliman yang memisahkan manusia dari diriNya. Ia rela membayar mahal demi kerinduanNya untuk bersekutu dengan manusia. Ia harus rela menjadi manusia dan tinggal di antara mereka dalam pribadi manusia Yesus Kristus. 

Rasul Paulus menggambarkannya dengan kalimat berikut: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah Sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi dan segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah TUHAN, bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi 2:8-11). 

Allah menginginkan diri kita, untuk tetap menjadi mitraNya dalam persekutuan. Kerinduan yang tidak dapat dilenyapkan oleh apapun yang ada di kolong langit ini. Kalau saudara datang berbakti, lalu menyanyi, bertepuk tangan, mengangkat tangan, menyampaikan rasa syukur atas kasih dan anugerahNya, maka apa yang saudara lakukan, memenuhi kerinduan Allah. Kalau saudara berdoa, entah itu doa pribadi atau doa bersama keluarga atau rekan-rekan seiman, berarti saudara memenuhi kerinduan Allah untuk bersekutu dengan saudara. 

Coba pikirkan, kalau saudara menyenangkan hati TUHAN dan mengasihiNya dengan segenap hati, mungkinkah kebutuhan saudara tidak dipenuhiNya? Mungkinkah kerinduan saudara tidak digenapiNya? 

Alkitab dengan tegas berkata: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” (1 Korintus 2:9). Itulah hal - hal dahsyat dan indah yang akan kita terima. 



Doa Sebagai Bukti Bahwa Manusia Tidak Berdaya



Tidak heran, kalau isi dari doa yang dinaikkan kepada Allah hampir semua diwarnai dengan permintaan. Jarang kita dengar doa yang mengungkapkan keprihatinan atas masalah yang dihadapi tetangga atau sesama kita. Kecenderungan menyatakan kebutuhan kita kepada Allah selalu mendominasi doa kita. 


Ketidakberdayaan, bukan saja disadari manusia, tetapi Allahpun menyadarinya. Allah rindu supaya manusia mengundangNya melalui doa untuk menolong manusia dengan kuasaNya. Karena tanpa Allah, manusia dengan kekuatannya sendiri tidak dapat berbuat banyak hal. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya, jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal yang berjaga-jaga” (Mazmur127:-1). 


TUHAN Yesus mengungkapkan hal serupa dalam Yohanes 15:5, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting - rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”

 Alkitab adalah buku ajaib, buku yang tidak saja menyatakan kebesaran Allah, tetapi juga menggambarkan betapa manusia adalah makhluk lemah dan tak berdaya di dalam banyak hal, misalnya : 


Manusia dijadikan Allah dari debu tanah dan bukan dari logam yang mulia. “Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” (Kejadian 2:7). 


Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan sesamanya. “ TUHAN Allah berfirman: Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” (Kejadian 2:18). 


Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan TUHAN. "... Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya, jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga." (Mazmur 127:1). Jalan hidup manusia selalu diwarnai kefanaan dan kesiasiaan. “Ya TUHAN beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku, sungguh, hanya beberapa telempap saja Kau tentukan umurku, bagiMu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan” (Mazmur 39:5-6). 


Dosa membuat manusia kehilangan kemuliaan Allah. “Karena semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” (Roma 3:23). 


Dosa membuat manusia menjadi seorang penipu dan pembohong. “Allah bukanlah manusia sehingga Ia berdusta bukan anak manusia sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?” (Bilangan 23:19). 

“Aku berkata dalam kebingunganku: semua manusia pembohong.” (Mazmur 116:19).

 Manusia tidak mampu menambah sehasta saja pada jalan hidupnya. “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” (Matius 6:27)

 “Jikalau Ia menarik kembali RohNya dan mengembalikan nafasNya padaNya, maka binasalah bersama-sama segala yang hidup, dan kembalilah manusia kepada debu." (Ayub 34:14-15). 


Dalam hal kematian manusia, manusia disamakan seperti seekor hewan. “Tetapi dengan segala kegemilangannya manusia tidak dapat bertahan, ia boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan” (Mazmur 49:13).



 “Karena nasib manusia adalah sama dengan nasib binatang, nasib yang sama menimpa mereka, sebagaimana yang satu mati, demikian juga yang lain. Kedua-duanya mempunyai nafas yang sama, dan manusia tak mempunyai kelebihan atas binatang, karena segala sesuatu adalah sia-sia.” (Pengkhotbah 3:19). 


Manusia tidak mengetahui apa yang akan terjadi di hari esok. “Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?” (Pengkhotbah 3:22).


 “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu." (Amsal 27:1). 


Manusia tidak dapat menentukan sesuatu pada jalan hidupnya. “Aku tahu, ya TUHAN bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.” (Yeremia 10:23).


 Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya atau sesamanya dari maut. “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa: takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.” (Matius 10:28). 


Jika manusia menyadari ketidakberdayaannya, maka doa adalah kesempatan dan saat indah dimana ia dapat menumpahkan seluruh isi hatinya kepada Allah Bapa di sorga. Kesempatan untuk memohonkan pertolonganNya atas apa yang kita tidak mampu lakukan. Bayangkan, dalam doa kita dapat mengutarakan pergumulan sambil berbincangbincang dan bercengkerama dengan Allah. 


Didalam doa kita akan merasakan kemuliaan dan hadiratNya turun 


memenuhi kita, sehingga kita merasa seperti tidak berada di dunia ini. Kesusahan menjadi hilang, bebanpun terlepas, dan penyakitpun sembuh. 


Masalah rumah tangga menjadi ringan, karena kuasa TUHAN dinyatakan saat kita berdoa. 


Doa membuat kita seakan berada dalam dimensi yang berbeda. Dimensi yang bebas dari pengaruh panca-indera karena kita berada dan masuk dalam hadirat TUHAN. 


0 Response to "Bagaimana Cara Berdoa Kristen Yang Baik Dan Benar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Persegi

Iklan Tengah Artikel 2

script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-8166554209669713" crossorigin="anonymous">

Iklan Bawah Artikel