RENUNGAN KRISTEN PUNYA

Renungan Kristen Mengenai Penyakit Akibat Dari Dosa | Kristen Punya

Renungan Kristen Mengenai Penyakit Akibat Dari Dosa


Renungan Kristen mengenai penyakit akibat dari dosa tidak bisa dipisahkan dari kitab Imamat 26 dan Ulangan 28. 

Saat manusia diperhadapkan dengan pilihan antara kehidupan atau kematian.

Manusia diberi kehendak bebas untuk memilih dan menentukan apakah mau memilih berkat atau mau memilih kutuk.

Pilihannya ada pada manusia itu sendiri tanpa adanya paksaan dari TUHAN. 

Namun sebelum masuk lebih jauh membahas sakit penyakit akibat dari dosa, perlu kita ketahui ayat pertama dalam Alkitab dalam kitab Keluaran terkait dengan penyakit sebagai ayat pembuka.



Ayat Pembuka :

Lalu kata mereka: "Allah orang Ibrani telah menemui kami; izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami, supaya jangan nanti mendatangkan kepada kami penyakit sampar atau pedang." ( Keluaran 5:3)


Surat Keluaran 5:3 di atas merupakan ayat pertama di Alkitab yang membahas tentang sakit penyakit. 

Bila mengacu pada kamus besar bahasa Indonesia mengenai apa itu penyakit sampar, maka kita akan menemukan bahwa penyakit sampar itu sama pengertiannya dengan penyakit menular.

Membahas penyakit menular dalam Alkitab sangat erat hubungannya dengan kata Ibrani yaitu : neg a‘, lalu menjadi plēgē dalam kata Yunani, yang memiliki arti: wabah, kutuk, tulah, pukulan keras atau malapetaka. Perjanjian Lama memberi konsep bahwa TUHAN 

berperan aktif dalam mendatangkan atau mengirim penyakit bagi orang atau bangsa tertentu seperti yang tertulis dalam Keluaran 15:26.

Firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau." 


Sedikit berbeda dengan kitab Perjanjian Baru yang mengangkat penyakit untuk menunjukkan bahwa Yesus datang untuk menyatakan mujizat kesembuhan agar nama TUHAN dimuliakan. Dalam perbedaan ini,  ada kesatuan atau kesamaan teologi yang diangkat oleh kitab Perjanjian Lama dengan kitab Perjanjian Baru.


Berbagai nama penyakit yang tertulis dalam Alkitab dapat dikelompokkan menjadi 

delapan jenis, yaitu penyakit sampar atau penyakit menular, penyakit kulit dan rambut (seperti penyakit kusta dalam kitab Imamat 14:2), penyakit karena sistem saraf (seperti penyakit stroke; 1 Samuel 25:37 dan epilepsi : Markus 9:17-18), penyakit mata dan telinga (seperti penyakit tuli dan buta : Imamat 19:14; Markus 8:22-26), gangguan psikologis (seperti gila, kerasukan roh, Ulangan 28:28, Markus 5:2, Lukas 8:2), penyakit yang berhubungan dengan reproduksi wanita seperti yang tertulis di dalam kitab Imamat 18:19, kitab Matius 9:20; kitab Markus 5:25 dan kitab Lukas 8:43), luka dan cedera (Imamat 21:18-20, 1 Samuel 17:49, Matius 12:10-13, Markus 3:1-5, Lukas 6:6-10, dan Yohanes 19:34), serta umur yang tua (Kejadian 24:1, 1 Raja-Raja 1:1). 


Mengenai apa yang sedang terjadi dan yang akan terjadi, penyakit tersebut akan didatangkan oleh TUHAN sendiri sebagaimana yang dikatakan TUHAN dalam hal memilih yang baik atau tidak baik. 

TUHAN menyuruh memilih apakah mau memilih berkat, atau memilih kutuk.

Apakah mau memilih kehidupan atau mau memilih kematian.

Pilihannya ada di tangan manusia, termasuk kita yang masih hidup di dunia ini.


Berikut ini kutipan dari kitab Imamat pasal 26 ayat 14 sampai 16 dikatakan :

"Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu, jikalau kamu menolak ketetapan-Ku dan hatimu muak mendengar peraturan-Ku, sehingga kamu tidak melakukan segala perintah-Ku dan kamu mengingkari perjanjian-Ku, maka Aku pun akan berbuat begini kepadamu, yakni Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta demam, yang membuat mata rusak dan jiwa merana; kamu akan sia-sia menabur benihmu, karena hasilnya akan habis dimakan musuhmu. 

(Imamat 26:14-16)

Penyakit akan terjadi jika orang Israel tidak mendengarkan dan 

melakukan perintah TUHAN. Kitab Ulangan 26:14-46 dengan judul perikop : kutuk, menekankan bahwa penyakit itu merupakan bagian dari kutuk 

yang diberikan TUHAN.

Baik Kitab Imamat, Bilangan dan

Ulangan menyampaikan  dengan kalimat pilihan dengan menekankan sesuatu yang akan terjadi. 

Kutuk yang diakibatkan karena tidak mau mendengarkan perintah, peraturan dan ketetapan TUHAN diulangi penulisannya dalam Ulangan 28:15-46.

Mari kita perhatikan ayat pilihan berkat atau kutuk berikut ini :


Ulangan 28:1-2

"Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. 

Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: 

Bandingkan dengan kalimat awal perihal kutuk dalam Ulangan 28:15 

"Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau:

Bila kita baca semua ayat mengenai kutuk maka semua manusia sudah sewajarnya takut melakukan dosa lagi.

Tapi tidak sedikit manusia yang menganggap remeh akibat - akibat yang ditimbulkan dari perbuatan dosa.


Imamat 26 dan Ulangan 28 memberitahukan kepada segenap umat Kristen 

bahwa berkat yang akan diberikan oleh TUHAN berupa kesehatan jiwa dan raga, hujan yang menyuburkan tanah, damai sejahtera, melenyapkan binatang yang mengganggu, dan berkat - berkat lainnya. 

Sebaliknya, kutuk akan terwujud dalam bentuk sakit penyakit, gagal panen, dikalahkan musuh, dan sebagainya.

Manusia mengalami sakit penyakit seperti demam dan batuk kering merupakan bagian dari hukuman yang ditimpakan TUHAN kepada manusia.

Pernyataan “Aku (TUHAN) akan mendatangkan” dalam Imamat 26:16 membuktikan bahwa TUHAN membawa hukuman dalam bentuk penyakit batuk kering dan demam.


Peranan TUHAN dalam hal memberikan hukuman sebagai sebab dan akibat.

Semua yang dilakukan TUHAN sebagai reaksi atas apa yang dilakukan dalam kehidupan manusia itu sendiri.

Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah - limpah.( Yeremia 33:6 )


Sebagai orang Kristen ayat ini semestinya menjadi ayat hafalan yang harus terus kita renungkan dan diucapkan setiap saat kapanpun dan dimanapun. Inilah salah satu dari sekian banyak janji TUHAN kepada kita umatNya. 

TUHAN menjanjikan kesehatan, kesembuhan, kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah - limpah. 

Tentu saja kita semua mau sehat jiwa dan raga, jauh dari segala sakit penyakit yang membuat manusia hidup menderita. Namun kita umat Kristen sering lupa membaca apa yang tertulis dalam surat Ulangan 28:1-68 mengenai berkat dan kutuk

Ada 122 kali Alkitab mencatat dan memberi gambaran tentang penyakit. Namun kristenpunya.com hanya mengambil sebagian garis besarnya saja. 

Sebab dan akibat penderitaan karena penyakit dalam Alkitab sangat erat kaitannya dengan masalah watak dan asal mula segala kejahatan manusia. Penderitaan adalah pengalaman manusia dengan berbagai sebab akibat merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. 

Dalam hal penderitaan manusia terkadang penyakit itu adalah disebabkan oleh karena perbuatan jahat. 

Dari cerita di dalam surat Kejadian tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa, jelas sekali dikatakan bahwa segera sesudah kejatuhan itu manusia menyadari keadaannya yang tidak aman, mengalami ketakutan dan rasa sakit (Kejadian 3:16-17). 

Di sini dalam terjemahan aslinya menggunakan kata 'itstsavo' yang memiliki arti sebagai 'kesakitan', dan kemudian 'hukuman' (Kejadian 4:13). 

Hubungan langsung antara dosa dan penderitaan  menjadi mudah dimengerti bila kita dapat memahami apa yang firmankan TUHAN mengenai berkat dan kutuk di dalam surat Ulangan 28 khususnya dalam surat Ulangan 28:20,21,22 dan 35. Namun bangsa yang menuruti Allah, dalam arti umum, dijanjikan keluputan dari penyakit (Keluaran 15:25. 26, Imamat 26:14-16, Ulangan 7:12-16: 28, khusus 22, 27, 58-61 dan Ulangan 28 :1-14). Di lain sisi penyakit adalah satu dari tiga hukuman berat atas umat Allah (Yeremia 24:10, 32:24, Yohanes 14:21) dan terhadap bangsa lain misalnya orang Filistin (1 Samuel 5:6) dan orang Asyur (2 Raja - Raja 19:35). 

Ada ayat - ayat seperti Mazmur 119:67 mencatat penderitaan bagi pelaku perbuatan dosa dan keterlibatannya, misalnya seperti peristiwa orang lumpuh yang disembuhkan Yesus (Yohanes 5:1. 16), yang dalam kasus ini mungkin dosanya adalah unsur penyebab (5:14). 

Dosa Daud mendatangkan siksaan terhadap dirinya dan orang lain (2 Samuel 24:15-17). 

Pada umumnya, penderitaan manusia, baik itu ditimbulkan oleh penyakit maupun yang lainnya, adalah hukuman yang dialami secara perseorangan karena kemerosotan rohani. 

Namun ada yang berbeda bila kita kembali ke kisah Ayub yang diuji kesalehannya melalui sebuah penderitaan. 

Dalam Kitab Ayub terutama pasal 1 nampak kegiatan iblis, hal ini nampak juga dalam Kisah Para Rasul 10:38, di situ dikatakan bahwa orang sakit ibarat ' orang yang dikuasai iblis", dan dalam perumpamaan gandum dan ilalang "Seorang musuh yang melakukannya” (Matius13:28). Tambahan lagi, Kristus sendiri mengatakan dalam surat Lukas 13:16:

Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"

Tapi TUHAN Yesus berdiri dekat tidak hanya berpangku tangan saja, justru membuat kesembuhan bagi seorang ibu yang menderita yang membuat banyak orang kagum akan perkara mulia tersebut. Penderitaan terkadang dipakai TUHAN sebagai hukuman sekaligus sebagai alat untuk mengajar. 

Hal ini bisa terjadi dan berlaku pada siapapun dan dimanapun seperti tokoh - tokoh Alkitab, yang memberi gambaran suatu hukuman yang berlaku pada perseorangan seperti yang dialami oleh nabi Musa (Keluaran 4:24), Miryam (Bilangan 12:10), Uzia (2 Tawarikh 26:16-21), Yerobeam (2 Tawarikh 13:20), Gehazi (2 Raja - Raja 5:25-27), Ananias dan Safira (Kisah Para Rasul 5:5, 10), Herodes (Kis 12:21-23), dan Elimas (Kisah Para Rasul 13:11). Rincian data dapat bertambah jika penderitaan itu dimaksudkan untuk membangun (Ibrani 12:6-11). 

Seperti dalam hal Yakub, sesudah dia secara mujizat ditempa dengan penderitaan secara jasmani, ia belajar menggantungkan dirinya kepada TUHAN Allah dan menjadi dewasa secara rohani untuk menggenapi namanya yang baru menjadi Israel (Kejadian 32:24 - 32). 

Karena penyakit, raja Hizkia membukakan imannya kepada  TUHAN Allah (2 Raja  Raja 20:1-7). 

Kitab Ayub menunjukkan bahwa yang menjadi masalah sebenarnya ialah hubungan manusia dengan TUHAN Allah.

Di dalam kitab Ayub ada penolakan utama dalam Perjanjian Lama terhadap pandangan seperti yang dikemukakan dengan keahlian yang bisa dikatakan jitu dan seolah - olah benar apa yang dikatakan oleh teman - teman Ayub) bahwa ada hubungan yang tak terelakkan antara dosa pribadi dengan penderitaan pribadi. 

Sesudah menolak pandangan yang hanya bersifat setengah benar, bahwa segala penderitaan merupakan pelajaran agar manusia dapat disiplin dan taat atas setiap peraturan, maka kitab Ayub menggambarkan tokoh Ayub sebagai orang yang harus dihibur, dibela dan diberkati. Perlu kita sadari bahwa gambaran yang diberikan Alkitab bukanlah dualisme yang memiliki arti dua prinsip yang saling bertentangan. 

Tapi di sinilah letak istimewanya seorang Ayub yang mengalami penderitaan berupa sakit penyakit.

TUHAN membela perkaranya dan sekaligus menghapus segala penderitaannya dengan mengembalikan segala sesuatu yang sudah hilang karena disoroti sinar kekekalan yang dari TUHAN Allah yang berdaulat. 

TUHAN tetap panjang sabar dalam perlakuan-Nya terhadap dunia, karena kasihNya terhadap manusia (2 Petrus 3:9). 

Dengan menyadari dukacita dan rasa sakit yang mengelilingi dan melanda manusia, para penulis kitab Perjanjian Baru memandang ke depan kepada penggenapan yang terakhir, tatkala segenap penderitaan akan dihapuskan (Roma 8:18 dan Wahyu 21:4). 



Kesembuhan Atas Berbagai Penyakit 


Ilmu pengobatan dalam Alkitab memang cocok dengan sifat zamannya dan diterangkan dengan istilah - istilah umum, seperti dalam kitab Amsal 17:22 dan Yeremia 46:11. 

Bengkak, luka dan lain sebagainya diobati dengan minyak balsam (Yesaya 1:6, Yeremia 8:22: 51:8), dan "sebuah kue ara' dianjurkan Yesaya untuk mengobati barah Hizkia (Yesaya 38:21). 

Orang Samaria yang murah hati memakai anggur dan minyak untuk mengobati luka korban (Lukas 10:34). 

Tapi pengobatan seperti itu bisa tidak berhasil seperti halnya ibu yang menderita sakit pendarahan (Markus 5:26). 

Ada juga penyakit yang agaknya tak dapat disembuhkan, seperti halnya Mefiboset (2 Samuel 4:4). Ulangan 28:27 bernada keras dan tegas mengenai beberapa penyakit. 

Kita tidak heran jika pengobatan kadang-kadang dikaitkan dengan takhayul, seperti usaha Lea dan Rakhel memakai buah dudaim untuk membangkitkan birahi dalam hal kemandulan (Kejadian 30:14-16). 

Anggur disebut dua kali sebagai obat dan pendorong (Amsal 31:6, 1 Timotius 5:23). 

Kata tabib jarang dipakai tapi mengandung pengertian yang hampir sama dengan dokter sekarang ini (Ibrani rafa', misalnya dalam surat Keluaran 15:26, Yeremia 8:43 Yunani iatros, Markus 5:26, Lukas 8:43). Asa dihukum (2 Tawarikh 16:12) karena berobat kepada 'tabib - tabib' tapi tabib yang dimaksud di sini agaknya kafir, yang memiliki roh sihir dan tidak bermakna, dan sungguh tidak layak disebut tabib. 

Dasar hukumannya ialah bahwa ia 'tidak mencari pertolongan TUHAN ”. Ayub mencela penghibur penghiburnya 'tabib palsu' (Ayub 13:4). 

Perjanjian Baru menggunakan sebutan tabib dua kali dalam pepatah (Lukas 4:23: 5:31). 

Tabib disebut juga dalam hal ibu yang sakit pendarahan (Lukas 8:43, Markus 5:25). 

Paulus menyebut Lukas 'tabib yang dikasihi (Kolose 4:14 )

Agama Yahudi berbeda dari banyak agama kafir dalam hal ada tidaknya imam sekaligus tabib, yang merangkap memegang kedua jabatan itu. Pernyataan tentang dihinggapi penyakit kusta atau bebas daripadanya merupakan kekecualian (Imamat 13:9-17, Lukas 17:14). 

Nabi-nabi pernah ditanyai mengenai dampak akhir suatu penyakit (misalnya dalam  1 Raja - Raja 14:1-13: 2 Raja - Raja 1:1-4: 8:9, Yesaya 38:1, 21). 

Bentuk kuno dalam hal mengembalikan tulang pada tempatnya disebut dalam Yehezkiel 30:21. 

Pengetahuan kebidanan dimonopoli kaum perempuan, yang mungkin mempunyai lumayan pengalaman, barangkali sedikit kesanggupan, tapi pasti tanpa pendidikan (Kejadian 38:27-30, Keluaran 1:15-21 dan Yehezkiel 16:4-5). Menjadi aneh bahwa sangat sedikit perkembangan dalam praktik pengobatan selama berabad-abad yang diceritakan dalam Alkitab, sehingga seluruh jangka waktu itu seolah - olah suatu masa tanpa kemajuan hampir tanpa unsur di dalamnya yang dapat disebut ilmiah. 

Ini menunjukkan kekuasaan TUHAN Allah terhadap kejahatan dengan segala akibat - akibatnya. 

Mujizat terpencar menghiasi halaman-halaman Alkitab bukan tanpa alasan, karena Alkitab menghubungkan mujizat-mujizat penyembuhan oleh TUHAN Yesus dengan nubuat Yesaya dalam Yesaya 53:4 

Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. 


Matius 8:17

Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."

TUHAN Yesus sendiri menghunjuk pada mujizat-mujizat itu sebagai bukti, bahwa tuntutan-Nya sebagai Mesias adalah sah (Lukas 7:22, Yohanes 10:37-38). 

Mujizat-mujizat itu disebut menyatakan Dia. Kisah Para Rasul 2:22, dalam kodratnya yang rangkap tiga, yaitu sebagai keajaiban, tanda dan kekuatan-kekuatan. 

Ini menjelaskan, paling sedikit sebagian, mengapa mujizat penyembuhan oleh TUHAN  Yesus pun tidak bersifat sembarangan dan mencakup setiap orang. 

Yang disinggung TUHAN Yesus mengenai 'pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar”, yang hendak dilakukan oleh para rasul (Yohanes 14:12), tentu harus dikenakan kepada luasnya dampak pekerjaan mereka, bukan kodrat pekerjaan itu pada dirinya, sebab biarpun mereka membangkitkan orang-orang dari antara orang mati, toh karya mereka bukanlah lebih besar daripada karya Kristus. Kharisma yang dibicarakan dalam 1 Korintus mencakup baik karunia untuk menyembuhkan maupun karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh. 

0 Response to "Renungan Kristen Mengenai Penyakit Akibat Dari Dosa | Kristen Punya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Persegi

Iklan Tengah Artikel 2

script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-8166554209669713" crossorigin="anonymous">

Iklan Bawah Artikel